Sabtu, 30 Juli 2016

Profil 9 menteri baru di Kabinet Kerja Presiden Jokowi

Profil 9 Menteri Baru di Kabinet Kerja Presiden Jokowi



Presiden Joko Widodo akhirnya resmi mengumumkan perombakan atau reshuffle jilid II tahun 2016 di Kabinet Kerja. Di samping melakukan pergeseran, Jokowi juga melakukan penyegaran dengan mengganti sebagian pembantunya dengan nama-nama baru.

Menteri lama yang terkena pergeseran antara lain Luhut Binsar Pandjaitan yang akan menempati jabatan baru sebagai Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, kemudian Bambang Brodjonegoro ditunjuk sebagai Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional dan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional.

Selanjutnya, Sofyan Djalil digeser menjadi Menteri Agraria dan Tata Ruang sekaligus Kepala Badan Pertanahan Nasional. Terakhir, Thomas Trikasih Lembong diangkat dalam jabatan baru sebagai Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal.

Selain mereka, berikut sembilan nama baru yang akan menempati posisi di Kabinet Kerja:

1. Wiranto

Jenderal (Purn) Wiranto terpilih menjadi Menteri Koordinator Hukum Politik dan Keamanan menggantikan Jenderal (Purn) Luhut Binsar Pandjaitan. Jabatan ini bukan yang pertama kali, Wiranto pernah menjabat Menko Polhukam di era Presiden Gus Dur.

Wiranto pernah menjabat Panglima TNI (saat itu masih bernama Angkatan Bersenjata Republik Indonesia atau ABRI) dan Menteri Pertahanan di akhir masa Presiden Soeharto. Dia memimpin tentara di saat paling genting era reformasi 1998.

Wiranto kemudian mencoba jalur politik. Dia memimpin Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura). Di Pilpres 2004, Wiranto maju bersama KH Salahuddin Wahid, tokoh Nadhlatul Ulama (NU). Namun pasangan ini hanya 'finish' di posisi ketiga dengan 22,15 persen suara, dan gagal masuk ke putaran kedua.

Tahun 2009, Wiranto maju menjadi Cawapres untuk Jusuf Kalla. Namun dikalahkan pasangan SBY-Boediono.

Tahun 2014, Wiranto dan Hary Tanoe mencoba maju. Namun tak kesampaian.

2. Sri Mulyani

Sempat menjabat sebagai Direktur Pelaksana World Bank, Sri Mulyani akhirnya memenuhi panggilan ibu pertiwi untuk kembali ke Indonesia. Untuk kedua kalinya, dia dipercaya menjadi Menteri Keuangan di Kabinet Kerja. Posisi tersebut sebelumnya diisi oleh Bambang Brodjonegoro

Sebelumnya, Sri Mulyani pernah menduduki jabatan yang sama di era pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Namun, mencuatnya kasus Bank Century membuat namanya ikut terseret, dia pun memilih mengundurkan diri dari jabatannya pada 20 Mei 2010 lalu.

Saat mulai menjabat pertama kali, Sri Mulyani dianggap sukses memperkuat kondisi ekonomi yang saat itu masih dirudung krisis keuangan. Di antaranya dengan meningkatkan investasi dan menjadikan Indonesia kawasan ekonomi terbesar di Asia Tenggara sepanjang 2007 sampai 2010.

Sri Mulyani juga pernah tercantum sebagai wanita berpengaruh ke-38 versi majalah Forbes pada 2014 lalu.

Sri Mulyani tak lama menganggur, dia langsung ditunjuk sebagai salah satu dari tiga Direktur Pelaksana World Bank Group menggantikan Juan Jose Daboub. Sejak kemundurannya, pengamat ekonomi dunia melihat kondisi ekonomi Indonesia malah memburuk, di mana bursa saham jatuh dengan angka 3,8 persen, dan nilai tukar rupiah melemah 1 persen.

3. Eko Putro Sanjoyo

Keberadaan Eko membuat Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) tak kehilangan kursi di Kabinet Kerja. Dia akan menggantikan posisi rekannya Marwan Jafar sebagai Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal, Desa, dan Transmigrasi.
Sebelum terjun ke dunia politik, Eko sudah lama berkecimpung di dunia bisnis. Dia pernah menjabat sebagai Presiden Direktur PT Sierad Produce sejak 23 September 2009 dan Presiden Direktur PT Humpuss.

Selain itu, dia juga menduduki jabatan sebagai Komisaris Independen di PT Central Proteina Prima.

Sebelum menjadi menteri, namanya juga pernah termasuk dalam Tim Transisi bentukan Jokowi. Saat itu, tugasnya adalah meneliti jabatan kabinet selama proses peralihan jabatan dari mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke Jokowi.

4. Budi Karya Sumadi

Budi Karya Sumadi merupakan sosok profesional yang akan menggantikan Ignasius Jonan sebagai Menteri Perhubungan. Sampai saat ini, Budi masih menjabat sebagai Direktur Utama PT Angkasa Pura II

Sebelum mencapai jabatan sekarang ini, Budi Karya lama berkecipung di Badan Usaha Milik daerah (BUMD). Dia memulai kariernya sebagai Arsitek Perencana pada Departemen Real Estate PT Pembangunan Jaya pada 1982 dan Arsitek Perancang pada tahun yang sama.

Dia pernah menduduki posisi sebagai Direktur Utama PT Taman Impian Jaya Ancol selama beberapa tahun berikutnya. Kemudian, dia ditunjuk sebagai Direktur Utama PT JakartaPropertindo (Jakpro).

Budi Karya sempat diisukan untuk menjadi Menteri Pekerjaan Umum. Namun gagal menduduki posisi tersebut, alhasil dia ditempatkan untuk menjadi Direktur Utama Angkasa Pura II.

5. Muhajir Efendi

Dianggap berpengalaman di dunia pendidikan, Prof Muhajir Effendi dipercaya oleh Presiden Joko Widodo masuk ke dalam Kabinet Kerja. Dia akan mengisi posisi sebagai Menteri Pendidikan Nasional menggantikan Anies Baswedan.

Prof Muhajir sebelumnya menjabat sebagai Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Jabatan tersebut dia emban selama tiga periode, sebelum akhirnya digantikan oleh wakilnya sendiri.

Setelah tidak lama menjabat, Muhajir tetap konsen dengan dunia pendidikan. Dia selalu mengamati kebijakan pemerintah terhadap proses pendidikan di tanah air, dan tetap setia kepada organisasi Muhammadiyah.

Pengalamannya sebagai akademisi membuat Jokowi tertarik dengan kemampuannya. Anies pun dipaksa melepaskan jabatannya untuk digantikan oleh Muhajir.

6. Enggartiasto Lukita


Pernah bergabung dengan Partai Golkar dan berhasil duduk sebagai anggota DPR sebanyak dua periode, yakni tahun 1997-1999 dan 2004-2009. Sebelum Pemilu 2014 lalu, tepatnya tahun 2013 dia sempat menyeberang ke Partai NasDem besutan bos media Surya Paloh.

Dalam pengumuman reshuffle, Enggar dipercaya menjadi Menteri Perdagangan, posisi yang sebelumnya diemban oleh Thomas Trikasih Lembong. Thomas kini digeser menjadi Kepala Badan Koordinator Penanaman Modal (BKPM).

Di dunia usaha, Enggartiasto Lukita menekuni bidang properti dan menjabat beberapa perusahaan antara lain sebagai Komisaris Utama PT Unicora Agung, Dirut PT Kartika Karisma Indah, Dirut PT Kemang Pratama, Dirut PT Bangun Tjipta Pratama, dan Direktur PT Supradinakarya Multijaya (1994-2004).

Di partai barunya, Enggar dipercaya menjabat sebagai Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri dan terpilih kembali sebagai anggota DPR pada Pemilu 2014. Enggartiasto Lukita tercatat pernah memegang jabatan antara lain Ketua Umum Real Estate Indonesia (REI), periode 1992-1995.

7. Airlangga Hartarto

Airlangga Hartarto yang merupakan politikus senior Partai Golkar dipercaya menjadi Menteri Perindustrian. Posisi tersebut sebelumnya diisi oleh Saleh Husin, yang merupakan kader Partai Hanura.
Sebelum dipercaya Jokowi, Airlangga pernah diangkat sebagai Ketua Asosiasi Emiten Indonesia periode 20011-2014. Dia juga sempat menjadi Ketua Komisi VII DPR yang membidangi energi, lingkungan hidup dan ristek.

Lelaki kelahiran 1 Oktober 1962 ini pernah tercatat sebagai Wakil Bendahara dalam Pengurus DPP Partai Golkar periode 2004-2009, dan kembali menempati posisi Ketua DPP pada pengurusan periode 2009-2015.

Dia pernah terpilih kembali menjadi anggota DPR periode 2009-2014 untuk Daerah Pemilihan Jawa Barat V dan menjabat sebagai Ketua Komisi VI yang membidangi perindustrian, perdagangan, UKMK, Investasi dan BUMN.

Airlangga adalah putra dari Ir Hartarto yang pernah menjabat Menteri Perindustrian pada Kabinet Pembangunan IV (1983-1988) dan Kabinet Pembangunan V (1988-1993) dan Menteri Koordinator bidang Produksi dan Distribusi (Menko Prodis) pada Kabinet Pembangunan VI (1993-1998).

8. Arcandra Tahar

Dr Arcandra Tahar dipilih Jokowi sebagai menteri ESDM. Nama yang belum terlalu dikenal di kalangan publik Indonesia. Namun cukup disegani di dunia internasional.
Arcandra saat ini menjabat Presiden di Petroneering Consulting Houston di Texas sejak tahun 2013. Sebelumnya dia sudah makan asam garam bekerja sebagai ahli di berbagai perusahaan dunia.

Pria bergelar Phd juga memiliki hak paten untuk teknologi McT (Multi Column TLP) Floating Platform. Dia kerap diundang sebagai pakar untuk berbicara ke seluruh dunia. Di Indonesia, Pertamina beberapa kali meminta sarannya.

Arcandra lulus S1 di Teknik Mesin ITB lalu melanjutkan S2 dan S3 di Texas A&M University Ocean Engineering Amerika. Di usia 45 tahun, prestasinya sudah diakui dunia.

Beberapa sumber menyebut, Arcandra sudah lama sering berdiskusi dengan Presiden Jokowi soal ESDM.

9. Asman Abnur 

Merupakan kader Partai Amanat Nasional (PAN). Asman akan dilantik sebagai Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, menggantikan Yuddy Chrisnandi.
Asman merupakan pria Minangkabau asal Pariaman, lahir dari pasangan H. Aburuddin Hamzah dan Hj. Nurcahya. Ayahnya merupakan seorang pedagang emas di Tanjung Pinang dan Batam.

Setelah mendapatkan gelar sarjana, Asman melanjutkan usaha orangtuanya dengan berjualan emas. Dari usaha ini, dia bisa mengembangkan berbagai macam jenis usaha, di antaranya SPBU, restoran, apotek, pusat kebugaran, Bank Perkreditan Rakyat Konvensional dan Syariah, dan money changer.

Dia juga pernah memegang berbagai posisi penting, di antaranya Ketua HIPMI Batam dan Ketua Kadin Batam. Kini aktivitas bisnisnya merentang antara Batam, Singapura, dan Jakarta.

Asman kemudian memulai karier di bidang politik dengan menduduki kursi DPRD Kota Batam peride 1999-2004. Lalu menjabat sebagai Wakil Wali Kota Batam, sebelum memutuskan mundur karena ingin maju menjadi wakil rakyat di DPR.

Pada tahun 2004, Asman menjadi anggota DPR RI dari Fraksi PAN. Hingga saat ini, dia masih menduduki kursi parlemen mewakili daerah pemilihan Kepulauan Riau. Di DPR dia pernah menjabat sebagai Ketua Komisi X dan Ketua Panitia Kerja (Panja) BUMN.

Sumber : Merdeka.com